Saturday, September 28, 2013

Konsep Pengelolaan Sampah 3R


Konsep Pengelolaan Sampah 3R adalah konsep pengelolaan sampah yang menggunakan konsep Reuse, Reduce, dan Recycle.
Reuse (Guna ulang)  yaitu kegiatan penggunaan kembali samapah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain
Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah
Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru

Contoh kegiatan 3R dirumah tangga
Reuse:
  Gunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya
  Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng
  Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang
  Gunakan baterai yang dapat di charge kembali
  Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

Reduce:
  Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang
  Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar
  Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
  Kurangi penggunbaan bahan sekali pakai

Recycle :
  Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
  Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos
  Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat

Contoh kegiatan 3R disekolah/perkantoran/ fasilitas umum
Reuse :
  Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang
  Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali
  Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis

Reduce :
  Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi
  Gunakan alat tulis yang dapat diisi ulang kembali
  Sediakan jaringan informasi dengan computer (tanpa kertas)
  Maksimumkan penggunaan alat0alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali
  Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
  Kurangi penggunaan bahan sekali pakai

Recycle :
  Olah sampah kertas menjadi kertas/karton kembali
  Olah sampah organic menjadi kompos

Apa yang harus dilakukan di rumah?
Pisahkan sampah menjadi 3 bagian :
1. Sampah non organic tidak layak kompos, seperti:
  Kertas
  Plastik
  Gelas/botol/beling
  Logam, kaleng, besi, seng
  Karet
  Potongan lainnya

2. Sampah organic layak kompos, seperti:
  Sisa sayuran
  Sisa makanan
  Dedaunan
  Dan lain-lain

3. Sampah mengandung B3, seperti:
  Baterai bekas
  Jarum refill tinta printer
SISTEM PGM-FI

A.    Pengertian Sistem PGM-FI Pada Sepeda Motor
1.      Konsep dasar Sistem PGM FI (Programade fuel injection)
Istilah sistem injeksi bahan bakar PGM-FI dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyalurkan bahan bakar dengan menggunakan pompa dengan tekanan tertentu untuk mencampur dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem PGM-FI umumnya proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian ujung intake manifoldsebelum inlet valve(katup/klep masuk). Pada saat inlet valve terbuka, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bahan bakar.
System PGM-FI harus dapat mensuplai dengan sesuai jumlah bahan bakar yangakandisemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dengan perbandingan campuran yang tepat dansesuai dengan kondisi, putaran, beban mesin, suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu.SistemPGM-FI harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal.
Gambar 1. Skema Sistem Aliran Bahan Bakar pada Sistem PGM-FI
pada Supra X 125
(Jalius Jama. Teknik Sepeda Motor Jilid 2. 2008)

2.      Perkembangan Sistem PGM FI
Pada zaman dahulu sebuah mesin bensin menggunakan karburator untuk mensuplai dan mengatur bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar. Pada mesin dengan karburator konvensional, jumlah bahan bakar yang diperlukan oleh mesin dikontrol oleh karburator. Pada awalnya konstruksi karburator adalah sederhana, dan telah digunakan hampir pada keseluruhan sepeda motor pada masa lalu. Pada akhir-akhir ini permintaan kebersihan gas buang (exhaust emission), penggunaan bahan bakar yang ekonomis, kemampuan pengendaraan yang telah disempurnakan dan sebagainya membuat karburator harus dilengkapi dengan peralatan tambahan sehingga membuat sistemnya menjadi rumit (complex).
Untuk mengganti sistem karburator kemudian digunakan sistem PGM-FI, untuk menjamin perbandingan bahan bakar dan udara ke mesin dengan penginjeksian bahan bakar yang bekerja secara electronic sesuai dengan kondisi pengendaraan. Jadi dapat disimpulkan mesin modern dengan sistem PGM-FI, maka jumlah bahan bakar dikontrol lebih akurat olehECU sesuai kondisi mesin dengan mengirimkan bahan bakar ke silinder melalui injektor-injektor.
PGM-FI mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan dengan karburator, yaitu:
a.       Mengurangi emisi gas buang.
b.      Pemakaian bahan bakar lebih hemat.
c.       Tarikan lebih responsif.
d.      Mesin mudah dihidupkan pada kondisi apapun.
e.       Idle tidak terpengaruh pada ketinggian suatu daerah.
f.       Memudahkan perawatan berkala.
3.      Jenis PGM-FI
Sistem PGM-FI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke intake manifold.Sistem PGM-FI dapat digolongkan kedalam dua tipe, sesuai dengan metoda yang dipakai dalam penyensoran udara yang masuk kedalam silinder. Kedua sistem itu adalah:
a.       D-PGM-FI (Tipe Manifold Pressure Control)
Pada tipe ini pengukuran kevakuman didalam intake manifold dan volume udara yang disensor adalah kerapatan udara (density). Sistem injeksi yang diaplikasi pada Honda Supra X125 PGM-FI masuk kategori D-Jetronic.Dimana jumlah semprotan bensin diukur berdasarkan kevakuman di dalam intake manifold.Sensor yang mendeteksi kevakuman disebut absolute manifold pressure (MAP).Pada tipe ini tidak dilengkapi komponen penimbang udara masuk atau air flow meter.
Gambar 2. Skema Sistem PGM-FI tipe D

b.      L-PGM-FI (TIPE AIR FLOW METER)
Tipe ini menggunkan air flow meter yang langsung mensensor jumlah udara yang mengalir kedalam intake manifold.

Friday, September 27, 2013

Diagram Kelistrikan Honda Kharisma

kelistrikan kharisma

Diagram kelistrikan Satria FU

kelistrikan satria fu

Skema Kelistrikkan Lampu Motor


Sedikit berbagi ilmu,mungkin ada yang membutuhkan skema kelistrikan motor Honda Supra X 2001 (tapi biasanya semua rangkaian kelistrikan motor hampir semua sama... monggo



Diagram kelistrikan sepeda motor supra


Thursday, September 26, 2013


SISTEM PENGAAPIAN sepeda motor
a. Pendahuluan
1. Persyaratan Dasar (contoh motor bensin)
Persyaratan dasar agar motor dapat menyala adalah:
• Bahan bakar yang dikabutkan / diuapkan.
• Temperatur campuran bahan bakar & udara yang cukup tinggi.
• Penyalaan pada saat yang tepat.
2. Macam-macam sistem pengapian
Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar digolongkan menjadi dua jenis:
a. Penyalaan sendiri
• Akibat pemampatan dengan tekanan tinggi, temperatur udara mencapai 700ºC sampai 900ºC.
• Bahan bakar yang dimasukan terbakar dengan sendirinya.
• Penggunaan pada motor disel.
b. Penyalaan dengan sistem pengapian bunga api listrik
• Pada saat akhir langkah kompresi, campuran bahaan bakar & udara dibakar dengan loncatan bunga api lisrtik.
• Penggunaan pada motor otto / bensin.
3. Sistem pengapian pada sepeda motor
Sistem pengapian pada sepeda motor ada dua macam:
a. Sistem pengapian baterai
b. Sistem pengapian magnet
Uraian
a. Sistem pengapian baterai
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan baterai sebagaai sumber arus.
1. Prinsip kerja dasar
Tegangan baterai 12V ditransformasikan menjadi tegangan tinggi 5kV – 25kV, kemudian dialirkan ke busi secara bergiliran yang diatur oleh rotor sesuai urutan pengapian (firing order)
2. Sifat-sifat:
• Daya pengapian baik pada putaran rendah.
• Saat pengapian ditentukan oleh putaran mesin dan beban mesin.
• Saat pengapian dapat diatur secara mekanis menggunakan kontak pemutus atau secara elektronis.
b. Sistem pengapian magnet
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan generator sebagaai sumber arus.
1. Prinsip kerja dasar
Pengapian magnet merupakan gabungan dari generator dan sistem pengapian.
2. Sifat-sifat
• Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.
• Daya pengapian baik pada putaran tinggi.
• Putaran start harus lebih besar dari 200rpm.
• Sering digunakan pada motor kecil seperti sepeda motor.
4. Dasar transformasi tegangan (prinsip induksi magnetis)
a. Medan magnet
Jika medan magnet digerak-gerakkan di dekat kumparan, maka:
• Terjadi perubahan medan magnet.
• Timbul tegangan lisrtik (tegangan induksi).
b. Transformator
Jika pada sambungan primer transformator dihubungkan dengan arus bolak-balik maka:
• Ada perubahan arus listrik.
• Terjadi perubahan medan magnet.
• Terjadi tegangan induksi.
c. Perbandingan tegangan
Perbandingan tegangan sebanding dengan perbandingan jumlaah lilitan.
• Jika jumlah lilitan sedikit, maka tegangan induksi kecil.
• Jika jumlah lilitan banyak, maka tegangan induksi besar.
d. Transformasi dengan arus searah
Transformator tidak dapat berfungsi dengan arus searah karena:
• Arus tetap.
• Tidak terjadi perubahan medan magnet.
• Tidak ada induksi.
Untuk mengatasinya, harus diberi saklar pada sambungan primer. Jika saklar dibuka/tutup (on/off), maka:
• Arus primer terputus-putus.
• Ada perubahan medan magnet.
• Terjadi induksi.
5. Sifat-sifat induksi diri
• Tegangan bisa melebihi tegangan sumber arus, pada sistem pengapian tegangannya ≈300 – 400V.
• Induksi diri adalah penyebab timbulnya bunga api pada kontak pemutus.
• Arah tegangan induksi diri selalu menghambat arus primer.
6. Bagian-bagian sistem pengapian
• Baterai sebagai sumber arus listrik.
• Kunci kontak untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit.
• Koil untuk mentransformasikan tegangan baterai 12V menjadi tegangan tinggi (5.000 – 25.000V).
• Kontak pemutus untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian.
• Kondensator kegunaan:
1. Mencegah loncatan bunga api di antara celah kontak pemutus pada saat kontak pemutus mulai membuka.
2. mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi.
• Generator pembangkit sebagai penghasil / sumber tegangan AC.
• Busi untuk meloncatkan bunga api listrik di antara kedua elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.
b. Macam-macam sistem pengapian
1. Pengapian baterai
Prinsip terbentuknya bunga api listrik (spark) alat penyala batere:
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir dari batere menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan primer, kumparan sekunder, dan inti besi lunak, sehingga terjadi medan magnet
2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga ± 5.000 – 25.000V sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina
2. Sistem pengapian magnet
Prinsip terbentuknya bunga api listrik alat penyala magnet:
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup, maka pada saat jangkar bersama-sama kumparan primer berputar atau magnet berputar, akan terjadi medan magnet pada koil.
2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga ±5.000 – 25.000Volt sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi.
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.
3. Pengapian CDI (Magneto Capasitet Discharge Ignition)
Prinsip kerja CDI
• Tegangan yang dibangkitkan oleh kumparan pembangkit tenaga primer diserahkan oleh diode penyearah dan disimpan dalam kapasitor.
• Sewaktu kumparan pulser membangkitkan tegangan yang mengalir ke transistor lewat diode akan membuka transistor.
• Transistor membuka, maka dengan cepat arus mengalir dari kapasitor ke kumparan primer.
• Dengan cepat pula medan magnet dibangkitkan dan tegangan tinggi dibangkitkan pada kumparan sekunder.
Keuntungan
Efisiensi pengapian / daya pengapian lebih besar di bandingkan dengan menggunakan kontak pemutus
Kerugian
Hanya cocok untuk motor bervolume silinder kecil karena sifat dari kapasitor membuang muatan dengan cepat.
a. Pengapian CDI – DC
Cara kerja
• Arus dari baterai masuk ke trasformer kemudian diputus-putus oleh swich circuit untuk memperbesar tegangan dari baterai.
• Tegangan tinggi dari transformer di searahkan oleh diode, kemudian masuk ke SCR sehingga SCR menjadi aktif (on), dan juga disimpan dalam kapasitor.
• Arus dari kapasitor juga mengalir ke primer koil kemudian ke massa sehingga timbul medan magnet pada inti koil.
• Ketika pick-up melewati pulser, pulser mengeluarkan tegangan dan masuk ke Ignition Timing Control Circuit yang menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.
• Kemudian gate SCR membuka sehingga membuang muatan ke massa.
• Terjadi perubahan medan magnet pada koil sehingga menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menghasilkan loncatan bunga api listrik pada busi.
b. Pengapian CDI – AC
Cara kerja
• magnet berputar sehingga exciter coil (spoil) mengeluarkan arus AC 100-400 V.
• Arus AC dirubah menjadi arus DC oleh diode kemudian di simpan dalam kapasitor lalu ke primer koil, ke massa sehingga timbul medan magnet pada inti koil.
• Arus DC dari diode juga masuk ke SCR, sehingga SCR menjadi aktif.
• Kemudian pulser membangkitkan tegangan dan masuk ke trigger yang menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.
• Gate SCR terbuka sehingga kapasitor membuang muatannya ke massa.
• Terjadi perubahan medan magnet pada koil sehingga menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menghasilkan loncatan bunga api listrik pada busi.


Dioda merupakan komponen elektronik yang terbentuk dari persambunganantara semikonduktor tipe n dan semikonduktor tipe pDioda akan bersifat menghantar jika diberikan padanya bias maju, dan sebaliknya tidak dapat menghantar jika dioda diberi bias reverse


Semikonduktor tipe n adalah semikonduktor yang telah didop dengan atom pentavalen seperti arsen, antimon, dan posfor sehingga mempunyai electron(muatan negatif) sebagai pembawa mayoritas dan hole (muatan positif) sebagai pembawa ninoritas.
Semikonduktor tipe p adalah semikonduktor yang telah didop dengan menggunakan atom trivalent, seperti aluminiumboron dan gallium, dengan tiga buah electron pada kulit terluar sehingga mempunyai hole sebagai pembawa mayoritas dan electron sebagai pembawa minoritas. Junction atau persambungan dua jenis semikonduktor inilah yang mendasari sifat dioda dan menjadikan dioda dapat bersifat sebagai penghantar jika diberi forward bias dan dioda sebagai isolator jika diberi reverse bias.

 Pada saat dioda diberi forward bias, electron dari sisi n bergerak menuju junction dan bergabung dengan hole (pembawa muatan positif) yang terdapat pada daerah di sekitar junction. Karena penggabungan electron ini, maka terjadi pemakaian bersama electron valensi (electron pada kulit terluar) sehingga lapisan pengosongan (depletion layer) akan menyempit karena celah di sekitar persambungan ditempati oleh pasangan electron. Karena daerah pengosongan menjadi sempit, maka dioda bersifat sebagai penghantar.

Apabila dioda diberi reverse bias, electron pada sisi n dan hole pada sisi p akan bergerak saling menjauhi sehingga pada junction tidak terdapat ikatan ion yang berarti memperlebar lapisan pengosongan. Semakin besar reverse bias yang diberikan akan semakin lebar pula lapisan pengosongan yang terbentuk, sehingga dioda tidak dapat menghantar. Jika tegangan reverse terus ditingkatkan maka pada suatu saat dioda akan mencapai batas tegangan maksimal yang dapat merusak dioda, tegangan ini disebut sebagai tegangan dadal (breakdown voltage). Besar dari tegangan dadal ini biasanya sudah ditentukan dan dapat dilihat pada data sheet (lembar data) dioda yang

Resistor Color Code Bands
& Other Component Identification


Resistor Color Code Identification

Resistor Color Codes

  While these codes are most often associated with resistors, then can also apply to capacitors and other components. 

  The standard color coding method for resistors uses a different color to represent each number 0 to 9: black, brown, red, orange, yellow, green, blue, purple, grey, white. On a 4 band resistor, the first two bands represent the significant digits. On a 5 and 6 band, the first three bands are the significant digits. The next band represents the multiplier or "decade". As in the above 4 band example, the first two bands are red and purple, representing 2 and 7. The third band is orange, representing 3 meaning 103 or 1000. This gives a value of 27 * 1000, or 27000 Ohms. The gold and silver decade bands divide by a power of 10, allowing for values below 10 Ohms. The 5 and 6 band resistors work exactly the same as the 4 band resistor. They just add one more significant digit. The band after the decade is the tolerance. This tells how accurate the resistance compared to its specification. The 4 band resistor has a gold tolerance, or 5%, meaning that the true value of the resistor could be 5% more or less than 27000 Ohms, allowing values between 25650 to 28350 Ohms. The last band on a 6 band resistor is the temperature coefficient of the resistor, measured in PPM/C or parts per million per degree Centigrade. Brown (100 PPM/C) are the most popular, and will work for most reasonable temperature conditions. The others are specially designed for temperature critical applications. 


Alpha-Numeric Code Identification

Alpha Numeric Codes

  With the sizes of resistors and other components shrinking or changing in shape, it is getting difficult to fit all of the color bands on a resistor. Therefore, a simpler alphanumeric coding system is used. This method uses three numbers, sometimes followed by a single letter. The numbers represent the same as the first three bands on a 4 band resistor. On the above SIL network, the 4 and 7 are the significant digits and the 3 is the decade, giving 47 x 1000 or 47000 Ohms. The letter after the numbers is the tolerance. The different representations are: M=±20%, K=±10%, J=±5%, G=±2%, F=±1%. 


Naming Convention

  To simplify the writing of large resistor values, the abbreviations K and M are used for one thousand and one million. To keep the convention standard, R is used to represent 0. Because of problems in seeing the decimal point in some printed texts, the 3 letters: K M or R are used in place of the decimal point. Thus, a 2,700 Ohm resistor is written 2K7 and a 6.8 Ohm resistor is written 6R8. 

The E12 Range

  These identify a range of resistors that are know as "preferred values". In the E12 range there are 12 "preferred" or "basic" resistor values, and all of the others are simply decades of these values: 
1.0, 1.2, 1.5, 1.8, 2.2, 2.7, 3.3, 3.9, 4.7, 5.6, 6.8 and 8.2

  The table below lists every resistor value of the E12 range of preferred values. You will notice that there are 12 rows containing the basic resistor values, and the columns list the decade values thereof. This range most commonly covers standard carbon film resistors, which are not readily available in values above 10 Megohms - 10M (10 Million Ohms) 

1R010R100R1K010K100K1M010M
1R212R120R1K212K120K1M2n/a
1R515R150R1K515K150K1M5n/a
1R818R180R1K818K180K1M8n/a
2R222R220R2K222K220K2M2n/a
2R727R270R2K727K270K2M7n/a
3R333R330R3K333K330K3M3n/a
3R939R390R3K939K390K3M9n/a
4R747R470R4K747K470K4M7n/a
5R656R560R5K656K56OK5M6n/a
6R868R680R6K868K680K6M8n/a
8R282R820R8K282K82OK8M2n/a


The E24 Range

The E24 range of preferred values includes all of the E12 values, plus a further 12 to enable the selection of more precise resistances. In the E24 range the preferred values are: 
1.0, 1.1, 1.2, 1.3, 1.5, 1.6, 1.8, 2.0, 2.2, 2.4, 2.7, 3.0, 3.3, 3.6, 3.9, 4.3, 4.7, 5.1, 5.6, 6.2, 6.8, 7.5, 8.2 and 9.1

  The table below lists every resistor value of the E24 range of preferred values. You will notice that there are 24 rows containing the basic resistor values and the columns to the right list the decade values thereof. This range most commonly covers metal film resistors which are not readily available in values above 1 Megohm - 1M0. 

1R010R100R1K010K100K1M0
1R111R110R1K111K110Kn/a
1R212R120R1K212K120Kn/a
1R313R130R1K313K130Kn/a
1R515R150R1K515K150Kn/a
1R616R160R1K616K160Kn/a
1R818R180R1K818K180Kn/a
2R020R200R2K020K200Kn/a
2R222R220R2K222K220Kn/a
2R424R240R2K424K240Kn/a
2R727R270R2K727K270Kn/a
3R030R300R3K030K300Kn/a
3R333R330R3K333K330Kn/a
3R636R360R3K636K360Kn/a
3R939R390R3K939K390Kn/a
4R343R430R4K343K430Kn/a
4R747R470R4K747K470Kn/a
5R151R510R5K151K510Kn/a
5R656R560R5K656K56OKn/a
6R262R620R6K262K620Kn/a
6R868R680R6K868K680Kn/a
7R575R750R7K575K750Kn/a
8R282R820R8K282K82OKn/a
9R191R910R9K191K910Kn/a


  There are also E48 and E96 tables, which have even more values. Resistors in these groups are less common and tend to have a better tolerance rating. 
  The table below shows the color codes for the E12 and E24 preferred values. Notice how the first two colors in each row are the same, and the last color in each column is the same. Each column is a decade, and each row in that column is a different one of the E24 values. 
Read more: http://blog-jummiramadanil.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-tombol-next-page-dengan.html#ixzz2eqpgZoXa